26 Agustus 2008

OpenOffice.org with Thai menu

Minggu ini gue kasih tugas seorang MIS untuk uninstall semua Ms.Office di semua komputer. Kecuali yang sudah dapat jatah license. Tapi di semua komputer harus juga diinstall OpenOffice.org. Karena rencana ke depan untuk internal document format akan gue launch pake ODF. Itu artinya, semua komputer harus ada OpenOffice.org as default. Kecuali komputer with Ms.Office, OpenOffice.org not as default saja.

Tau sendiri kan. Setelah itu mulai banyak pertanyaan tentang OpenOffice.org. Karena disini lumayan banyak pc, cukup kita pantau dari person-person yang kita kasih tugas sebegai leader course OpenOffice.org di setiap divisi. Dah keluhan rata-rata bisa mereka handle. Karena dah dapat train dari MIS beberapa bulan lalu.

Satu hal yang menggelitik, rupanya beberapa Ms.Office dilengkapi dengan Thai language pack. Seperti versi Indo deh. Jadi menu-menunya dalam bahasa Thai. Setelah kita ganti ke OpenOffice.org, kan semua menunya jadi Inggris tuh. Beberapa user tanya, bisa gak dalam bahasa Thai? Karena mereka gak biasa pake menu bahasa Inggris.

Awalnya gue sepelein. Karena gue rasa mereka harus bisa lah. Baru setelah separo hari, gue jadi sadar. Gue aja kalo hp pake menu bahasa Indonesia pasti bingung :-D Kenapa gue harus maksain mreka pake menu Inggris??? Duh... gue jadi sadar. Pasti kerjaan mereka jadi agak lelet deh. Gara-gara masalah kebiasaan ini.

OpenOffice.org localize Thai blon ada. Tapi di http://th.openoffice.org rupanya ada solusinya. Disitu disediakan installer Thai language pack untuk OpenOffice.org 2.4. Jadi gue kasih solusi ini. Karena dengan menginstallnya, bisa menikmati OpenOffice.org dengan menu berbahasa Thai.

Setelah terinstall, buka OpenOffice.org. Rubah interfacenya dari:
  • Menu Tools
  • Submenu Options
  • Klik plus icon di Language Settings
  • Languages
  • Pilih Thai di User interface
  • Restart OpenOffice.org


Well... simple juga rupanya. Oya, ini screenshotnya gue ambil di Linux. Karena Linux juga bs. Lagian notebook gue gak pake XP. Jadi males ribet cari screenshot XP.

Untuk Linux, aktifkan aja Thai language di Language Support. Default language tetep bisa pake English aja. Jangan lupa aktifkan "Enable support to enter complex characters".



Satu hal lagi, juga disediakan guide OpenOffice.org dalam bahasa Thai lumayan keren:
  • OpenOffice.org Complete Book (PDF in Thai language)
  • Sama seperti diatas dalam folmat flash (secara visual)
Banyak banget tuh yang seneng dengan manualnya. Visual lagi. And free dari situsnya. Di Indo ada gak yah yang complete seperti ini?

:-D

24 Agustus 2008

Backup Netware ke Linux

Ini adalah salah satu persiapan gue migrasikan Netware 5.1 yang kuno abis ke Ubuntu Server 8.04 LTS. Server dah jadi. Laen kale gue bahas detailnya. Sekarang persiapan menuju kesana. Yaitu mirroring data Netware ke Linux. Bukan mindahin yah. Sementara mirroring dulu aja.

Langkah pertama mounting Netware ke Linux. Well... gue gak pernah belajar Netware sama sekali. Mau gak mau harus tau dikit untuk ini. Tapi ribet juga. Enam tahun mereka pake netware, yang gue tanyakan mereka selalu gak ada jawabannya. Alias mereka gak terlalu tau juga.

Install paket ncpfs dulu:

sudo apt-get install ncpfs

Karena gue ingin nyalin semua data, tentu saja harus pake account admin di Netware. Maka gue mounting seperti ini ke folder /netware seperti ini:

ncpmount -S [servername] -A [hostname] -U admin.[tree] -P [password] /netware/

Itu berhasil. Gue rasa ada resiko kalo cuman nyalin file aja. Gue akhirnya mounting secara read-only saja.

ncpmount -S [servername] -A [hostname] -U admin.[tree] -P [password] /netware/ -o ro

Mounting nya dah gue taruh ke /etc/rc.local biar setiap kali server start, langsung mounting Netware secara otomatis.

Berikutnya proses penyalinan dengan rsync. Simple aja lah. Cuman pake command ini aja:

rsync -av /netware/ /samba/

Ini bakal gue cron tiap malem. Tapi ada baeknya pertama kali dicoba dulu. Waduh...300GB data butuh berapa hari yah? Karena server Netwarenya kuno, tentu lambat banget. Hampir 1 minggu baru kelar. Dan gue jalankan perintah ini manually mulai jam 6 sore sampe jam 7 pagi tiap hari. Kan rsync tuh. Keren kan. Bisa lanjuting proses sebelumnya.

Ternyata gue temukan masalah. Di Thailand sini banyak file dan folder gunakan bahasa Thai. Jadi secara default mounting ke Linux menggunakan charset iso8859-1 dan codepage cp437. Hasil backupnya semua namafile dan folder yang berbahasa Thai di konversikan ke UTF-8 jadi amburadul semua. Nih satu contohnya:

VOL_A/vol_3/unit/unit/development/Document Development/\#340\#271\#200\#340\#270\#255\#340\#270\#201\#340\#270\#252\#340\#270\#262\#340\#270\#243\#340\#270\#201\#340\#270\#262\#340\#270\#243\#340\#270\#227\#340\#270\#263\#340\#270\#207\#340\#270\#262\#340\#270\#231\#340\#270\#252\#340\#270\#262\#340\#270\#247/Daily Performance Report/Daily Report _2008/Aug/

Nama folder bahasa Thai jadi ASCII semua :-D Untungnya dapat juga setelah obok-obok manual kuno Netware5.1 dari websitenya. Mounting mengunakan charset utf8 dan codepage cp874 untuk bahasa Thai.

ncpmount -S [servername] -A [hostname] -U admin.[tree] -P [password] -p cp874 -y utf8 /netware/ -o ro

Sekarang dah perfect. Rsync skali lagi dilakukan, dalam 1 jam dah kelar mensinkronise semua data Netware ke Linux 100%. Bahasa Thai di namafile dan folder dah cocok semua.

Sekarang urusan reporting dari crontab. Gue pengen setiap malem hasil rsync terkirim ke mailbox root@localhost. Tentu saja juga harus mendukung bahasa Thai. Secara default, cron akan mengirim email dengan encoding ASCII. Jadi harus rubah dikit nih. Supaya cron kirim email dengan encoding UTF-8.

Untuk proses sinkronise tiap malem, tinggal gue cron aja nih di /etc/cron.daily:

env LANG=th_TH.UTF-8 CONTENT_TYPE="text/plain; charset=UTF-8" /usr/bin/rsync -av -delete --stats /netware/ /samba/


23 Agustus 2008

ODF = format fanatik pengguna OpenOffice.org?

Pertanyaan simple tuh dari client. Mungkin karena dia bete dengan keribetan pakainya untuk pertama kalinya :-D

Ngaco kan!!! ODF itu format standar dr OASIS dah jadi standar ISO untuk format dokumen. Dan OpenOffice.org yang duluan adopsi ini. Slain OpenOffice.org (Win/Lin/Mac), juga mulai bisa Koffice (Win/Lin/Mac), NeoOffice (Mac), Lotus Symphony (Win/Lin) dah beberapa yang laen udah duluan mendukung format ini. Ms.Office yg belum dukung.

Jadi ini bukan hal fanatik-fanatikan. Tapi biasanya developer gede seperti MS, biasanya lelet urusan adopsi teknologi baru. Termasuk format-format baru juga lelet tuh. Intinya, Ms. Office dah ketinggalan jamanlah :-p

Tapi sebenernya simple. Pake aja odf-converter yg bisa menambah fungsi Ms.Office agar bs ngenalin ODF.

Sedangkan keribetanya/susahnya pake OpenOffice.org? Duh... gue pake biasa-biasa aja tuh. Bahkan udah sejak versi 1 nya beberapa tahun lalu. Sekarang gue suka bingung kale pake Ms.Office. Ms.Office lebih susah bagi gue. Apalagi Ms.Office 2007 ...

So... It's because OpenOffice.org susah? Or because you not follow new trends? Inget yah. Jaman WordStar ke Ms.Word 2.0 juga seperti ini kan? Jadi bukan OpenOffice.org susah. Maybe your brain almost like Ms.Office. It's not follow new trend :-p

:-D

18 Agustus 2008

Migrasi Setengah hati (3)

Kalo kmaren seputar internal dokumen sbaeknya ODF, sekarang hal laen. Yaitu untuk programmer dan system support di company ini.

Beberapa programmer disini gak beda jauh ma programmer yang laen. Sorry, gue bukan jelek-jelekin programmer. Tapi please deh ah :-D Kalian itu kerja di company ini. Buka kerja pada Bill Gates. Jadi tau diri dikit deh. Kalo tau kondisi company seperti ini, ya kasih solusi yang membantu. Jangan sama seperti manager lama loe. Slalu duit duit duit ... And akhirnya untungin pihak Bill Gates mlulu.

Mereka suka skali kasih solusi instant. Efeknya... selalu high cost. Mereka pake VB and Delphi. Contoh nih. Gue minta ada satu bagian di software Marketing di rubah. Caranya harus import file xls ke sofware itu. Dalam beberapa jam kelar dah ditunjukin ke gue dengan bangganya. Stelah gue coba di client, ternyata gak jalan. Client pake OpenOffice.org for Windows. Mereka berargumen, harus install Ms.Office dulu. Karena componentnya yang meraka gunakan dari installasi Ms.Office. So... cuman untuk import 3-5 baris harus kluarin $360 lagi (untuk tambah 1 lisence Ms.Office)? Why you all always make solution without think about cost??? Akhirnya mereka rubah import gunakan text file. Dari OpenOffice.org Calc to text, and then text file imported. Ok, no problem for me. Solution sementara sampe ktemu yang lebih baek.

Sedangkan untuk system supportnya, gue juga tekenin. Semua keputusan, tolong sertakan pertimbangan biaya (atau lisence). Jangan asal saja. User minta Autocad, kalian langsung install saja. Itu gak bener deh. Bener-bener masa lalu yang gak perlu dilakuin lagi. Semua permintaan software, harus beli lisence terlebih dulu. Syaratnya simple. Semua isi request form, approve manager masing-masing dan send to director. Biasanya mreka akan diskusi dgn MIS departement untuk tau perlu tidaknya. Jadi gak beda ma beli kebutuhan laen, isi form, approve, approve manager, approve director. Beres kan? :-D

Gue bukan tipe yang anti sama Windows. Gue posisikan diri, sebagai IT yang harus bisa semua lah. Dimana company jalan, kita arahin yang baek. Tanpa merugikan posisi kita dan company. Jadi kalau mau pake Ms.Office semua, ya silakan. Approve and kluaran duit untuk beli. Baru kita install. Kalau company gak mau kluarkan duit, yah jangan kita yang disalahin. Kita kasih solusi lain aja.

Itu yang gue tekanin ke MIS disini. Jadi semua mau pake Ms.Office, ya silakan aja. Tapi kita
kasih rekomendasi yang aman. Kalo mereka tetep maksa, ya silakan. Tapi jangan salahin MIS loh. Kalo BSA datang and ngobok-ngobok ke 2 kalinya company ini (busyet deh :-D). Lalu cash melayang pasti akan mengejutkan semuanya. And efeknya, salary MIS tertunda? :D Gak deh. Thank. Mending salary kita lancar-lancar aja. Ngapain bikin kaya M$? Mending bikin kaya kita deh sebagai MIS :-p

Di meeting terkahir, gue cuman minta ke MIS:
  • Untuk programmer, tolong kasih solusi untuk software yg kalian bikin, harus bisa di akses oleh semua client (Windows, Linux and Mac). Please use your brain. A lot of choice open source programming you can get from internet.
  • Untuk system support, tolong pake linux tiap hari. Terutama CLI utk yang pegang server.
  • Semua komputer di MIS tolong gunakan Firefox, Thunderbird and OpenOffice.org
  • Semua dokumen di MIS harus ODF
Well.. Everything have to start from here, right ....

17 Agustus 2008

Migrasi Setengah hati (2)

Migrasi itu proses yang panjang. Di Jakarta gue butuh 1 tahun untuk sekitar 100 komputer. Lumayan lama karena itu pertama kalinya harus belajar tentang client Linux. Bertahun-tahun terbiasa server Linux. Client Linux jelas beda dengan client Windows. Dan ini harus belajar banyak hal:
  • Perubahan di sisi server
  • Perubahan di sisi client Linux
  • Perubahan di sisi client Windows
  • Perubahan komunikasi client Windows dan client Linux
Itu semuanya harus dipelajari. Yang paling banyak tenaga adalah ajarin MIS dan apa saja yang sebaiknya rekomendasi ke client, agar client Linux and client Windows bisa berjalan bersamaan. Intinya buat sistem yang akomodasi semua client dan solusi-solusi yang bisa dihandle client Linux, Windows dan Mac.

Solusi-solusi yang hanya jalan di salah satunya, jauhin deh. Solusi yang bisa di semua client, harus diutamakan. Misal nih:
  • Windows/Netware Messenger, jangan pake. Gunakan instant messager. Karena dengan instant messenger local server, semua client bisa saling kirim message, kirim file, dll.
  • Remote desktop Windows, jangan pake. VNC is the best. Jalan di semua OS.
  • dan laennya...
Solusi dari manager MIS lama jelas gue gak setuju. Tapi gue maklum, karena emang dia bukan orang IT dan asal jalan aja bagi dia :-D Aneh kan. Tapi itulah company ini. Sama anehnya ketika pertama kali gue liat virus beredar kemana-mana dengan bebas. Hari gini masih ada virus di network??? Ckckck ...

Sama juga user sini. Juga bandingin kalo OpenOffice.org gak bisa ini and gak bisa itu. Loh? Kalo mo bandingkan, itu bukan migrasi. Migrasi itu proses yang bener-bener baru untuk semua. Artinya ya belajar lagi dari awal. Bukan user saja, MIS juga, penyesuaian server juga, dll. Jadi semuanya harus belajar lagi. Kalau dibanding-banding, software apapun nggak akan sama lah. Inget gak waktu dari WordStar ke Ms.Word? Itu migrasi loh dari WordStar ke Ms.Word :-p

Migrasi akan simple kalo kita mau terlepas dari format Ms.Office. Patok saja pake format ODF untuk penyimpanan dokumen lokal. Keuntungannya:
  • Sejauh ini blon ada virus di ODF
  • Ukurannya 50% dari format Ms.Office
  • Masa depannya bagus loh (kan dah ISO)
  • Dukungan banyak aplikasi laen
Untuk menggunakan ODF di semua client, tentu saja harus install OpenOffice.org di semua client. Biasanya ada beberapa komputer harus pake Ms.Office. Ini terutama dokumen yang pake makro (VBA) yang hanya Ms.Office yang bisa. Yah itu wajar aja. Bisa dikatakan tuntutan profesi deh :-p Tapi komputer ini tetep harus ada OpenOffice.org. Karena dokumen dari departemen laen kan ODF. Jadi dia harus bisa buka ODF file juga.

Kasih 1-2 bulan agar mereka bisa menikmati Ms.Office dan OpenOffice.org dalam komputer masing-masing. Ada baeknya set default applikasi untuk file DOX/XLS/PPT menggunakan OpenOffice.org. Kecuali beberapa komputer yang emang jelas harus pake Ms.Office.

Juga jangan lupa juga sediakan ebook tentang OpenOffice.org di public folder (atau di web server local) yang bisa diakses oleh semua user. Atau buku-buku cetak sediakan untuk di pinjem user. Atau situs-situ tutorial openoffice yang mending dibuka aksesnya full untuk semua user.

Selama masa 1-2 itu, pihak MIS bisa menentukan, mana yang harus pake Ms.Office dan mana yang gak perlu Ms.Office (alias bisa OpenOffice.org). Tentunya untuk hal ini pihak MIS harus mumpuni menggunakan OpenOffice.org. Training dan ebook sangat penting disini. Jadi tau bener kesanggupan masing-masing software. Bukannya sistem quota yah :-D Kalo loe kasih quota, padahal bisa dihandle OpenOffice.org, walah...mending kasihkan yang bener-bener butuh.

Setelah lewat bulan ke 1-2, remove Ms.Office dan defaultkan OpenOffice.org di client. Biasanya disini akan banyak komplain. Karena biasanya user masih gunakan Ms.Office. Well...penguasaan MIS tentang OpenOffice.org akan sangat membantu nih.


11 Agustus 2008

Migrasi Setengah hati

Sambil membereskan virus dan antivirus di network office, gue masih pelajari gemana manager MIS yang lama melakukan proses migrasi. Jadi sambil cek kenapa virus begitu merajalela di network, gue selalu tanya kadang diskusi seperti apa meraka menggunakan komputer. Gemana perbandingan Ms. Office dan OpenOffice.org. Dan banyak lagi input dari client.

Susah susah deh. Karena penduduk thai banyak yang nggak tahu English. Tapi untungnya ada 3 MIS staff yang gantian gue ajak. Mereka ini sabar jelasin ke gue. Termasuk beberapa user yang mengerti juga ikutan bantu jelasin ke gue. Well.... Tahu juga akhirnya. Kenapa semua jadi rumit disini. Heh....coba ini baca listnya:
  1. Semua departemen punya jatah Ms.Office
    Jadi semua departemen dipersilakan request ke MIS berapa jatah Ms.Office yang meraka butuhkan. Gue juga heran, sejak kapan semua departmen punya jatah pakai Ms.Office? Emangnya harus?
  2. OpenOffice.org menggantikan Ms.Office untuk komputer yang lain
    Bagi user diluar jatah tadi, mau tidak mau harus menikmati OpenOffice.org. Mereka kasih tahu ke gue kalau user sudah dikasih training. Wah...gue nggak yakin tentang trainingnya. Kenapa? Karena hari pertama gue datang ke Thailand, the old MIS manager ask me how to print excell file from OpenOffice.org. Dan dia adalah salah satu trainer OpenOffice.org loh :-D
  3. OpenOffice.org masih berdampingan dengan Ms.Office
    Sialnya nggak semua Ms.Office di uninstall. Tapi berdampingan tuh. Ya tentu saja user akan pilih enaknya. Selalu pake Ms.Officenya. Cuman beberapa user yang sudah terbiasa dengan OpenOffice.org.
  4. Format yang dipake format Ms.Office (DOC/XLS/PPT)
    Bisa dibayangkan nggak tuh? Masih berkutat disitu. Tentu saja semua installasi OpenOffice.org diset untuk menyimpan semua format otomatis ke format Ms.Office tadi.
  5. Installasi dilakukan hanya di 50% total PC
    Masih nggak jelas kenapa nih. Tapi belum semua PC yg diinstall OpenOffice.org. Setelah gue tanyakan, katanya old manager "tidak diperlukan".
  6. Pengembangan software untuk pabrik masih menggunakan Delphi for Windows
    Sialnya, beberapa componen pentingnya berasal dari Ms.Office. Jadi kalo install software ini, ya harus juga install Ms.Office. Kalo nggak gitu, software nggak jalan. Dan software ini terinstall di 50% pc.
  7. Semua personal notebook, MIS nggak boleh sentuh sedikitpun.
  8. Proses migrasi menurut mereka sudah dilakukan sejak 1 tahun yang lalu.
So? What is you think about my company? Gue merasa yang meraka lakukan masih setengan hati. Masih terpatok sama M$ format. Efeknya migrasinya mandek deh. Ya masih saja sangat sangat sangatttttt tergantung sama Windows.

Bener-bener kerja keras didepan mata ...


10 Agustus 2008

Sendmail bloking berdasar isi header email atau isi email (3)

Berikut contoh rules milter-regex kalau menginginkan memblok email di sendmail berdasar TO atau CC, From, Subject, User-Agent, List-Id dan juga isi messagenya.

Semua message menggunakan kata-kata "Undisclosed" di TO atau CC:

#Reject base on recipients
reject "Sorry, Recipients address not allowed :-p"
header /^To$/i /Undisclosed/i
header /^Cc$/i /Undisclosed/i

Semua message dari info@spamdomain.com:

#Reject base on From
reject "Sorry, Sender address not allowed :-p"
envfrom /info@spamdomain\.com/i

Semua message mengandung kata-kata "test" di subjectnya:

#Reject base on Subject
reject "Sorry, The subject not allowed :-p"
header /^Subject$/i /test/i

Semua message dari software IncredibleMail:


#Reject base on User-Agent
reject "Sorry, User-Agent not allowed :-p"
header /^User-Agent$/i /Incredible/i

Semua message dari mailing list yang nama mailing listnya mengandung kata-kata "test" :

#Reject base on List-Id
reject "Sorry, This mailing list not allowed :-p"
header /^List-Id$/i /test/i

Semua message yang isinya mengandung kata-kata "Cialis":

#Reject base on content message
reject "Sorry, This content messag not allowed :-p"
body /cialis/i


Juga bisa digabung seperti ini. Misal subject yg jorok-jorok direject kecuali user lokal network saja yang bisa.

localnetwork = connect // /192\.168\.1\.*/

#Reject base on Subject
reject "Sorry, Bad subject ... "
header /^Subject$/i /fuck/i and not $localnetwork
header /^Subject$/i /viagra/i
and not $localnetwork
header /^Subject$/i /cialis/i and not $localnetwork
header /^Subject$/i /nude/i and not $localnetwork

Goodluck pren

Sendmail bloking berdasar isi header email atau isi email (2)

Masih lanjutan yang sebelumnya. Tentang milter-regex di Sendmail. Yaitu pembatasan attachment di email. Tentu saja ini berkaitan dengan tindakan mengurangi virus dalam network. Attachment kebanggaan M$ harus di blacklist. Terutama program (EXE/COM) yang emang kebanyakan virus menggunakan format ini.

Cukup simple sih di milter-regex. Coba gunakan seperti ini:

#Just define parameter on here
attachments = header ,^Content-Type$, ,multipart/mixed, \
and body ,^Content-Type: application/,
filenames = body ,name=".*.(exe|com|bin|ico|ani| \
cur|cab|reg|cnf|chm|pif|scr|hta|ins|jse|job|lnk| \
sct|shb|shs|xnk|cer|its|mau|md[az]|prf|pst|tmp| \
vsmacros|vs[stw]|ws|bat|cmd|cpl|.mhtml|mht| \
ws[cfh]|vb[es]|ma[dfgmqrstvw])"$,ei
localnetwork = connect // /192\.168\.1\.*/

#reject bad attachment
reject "Restricted attachment !!!!!"
$attachments and $filenames


Baris pertama (berawalan tanda #) adalah remark. Alias keterangan saja. Baris ke 2 (attachments) mendefinisikan header message yang berattachmen. Baris ke 3 (filenames) mendefiniskan jenis extension di attachment. Baris ke 4 (localnetwork) mendefinisikan segment ip address network kita. Selanjutnya, 2 baris terakhir itu saja yg melakukan tugas.

Itu akan mereject semua message dengan attachment yang didefine diatasnya. Tiga baris pertama itu definisi parameter. Bisa diubah. Terutama baris "attachment".

Untuk yang menginginkan blocking attachment untuk email dari luar saja juga bisa. Jadi user local tetep bebas pake attachment apa saja. Ganti aja seperti ini:

#reject bad attachment (but not local user)
reject "Restricted attachment !!!!!"
$attachments and $filenames and not $localnetwork


01 Agustus 2008

Sendmail bloking berdasar isi header email atau isi email

Ada kasus nih. Di company gue saat ini. Hampir 100 user berlangganan sebuah milist (mailing list) YahooGroups. Sepintas gak problem yah. Tapi setelah tau, keheranan gue slama ini jadi terjawab.

Kenapa mail server setiap beberapa jam mendadak sibuk menerima banyak pengiriman email dari Yahoo. Ternyata 100 user ini berlangganan pada mailing list yang sama. Gilanya...milist itu permessagenya skitar 1-3MB. Dan gilanya lagi, isinya cuman gambar2 for fun only yang gak ada hubungan ma kerjaan. So... bayangin aja. Mail server mendadak melahap smua bandwidth internet disini. Efeknya, email jadi tertunda. Dari dalam susah dikirim ke luar. Dan email urgent dr luar, pada susah masuk.

Beberapa department slalu komplain, knapa pelan skali akses ini itu. Dan gue cuman bisa meradang. Karena tau bandwidth internet disini sharusnya lebih dari cukup. Tapi anehnya untuk website B2B suka pelan ....

Mail server masih Sendmail (Redhat 7.3). Smula ada kepikirian pake MailScanner yg sebenernya bagus tuh. Tapi ini jelas gak selesaiin masalah. Cara kerjanya MailScanner, email masuk dulu di spool, baru di threat ama Mailscanner. Gak beda jauh sama procmail. Jadi intinya, ke 2 software ini akan mengharuskan email di terima smua terlebih dulu. Tentu saja mail server gue akan tetep abisin bandwitdh dong :-(

Cara yang bagus adalah menolak email yg masuk saat transaksi. Email mulai di trima. Dari headernya misal ada "From: bla@blablabla.bla". Kalo sendernya diblacklist, maka transaksi itu langsung di reject. Jadi sbelum isi/content email masuk ke mail server, karena tau headernya memenuhi kriteria blacklist, langsung di reject. Lebih efisien kan.

Setelah Googling, nemukan milter-regex. Well... software ini slalu ada di Fedora generasi terakhir. Tapi harus jalan di Redhat-7.3. Untungnya gak susah. Tapi gue gak akan jelasin installasinya. Karena ya slalu gitu aja sih. Yang pasti, stelah installasi jangan lupa naruh ini di /etc/mail/sendmail.mc:

INPUT_MAIL_FILTER(`milter-regex', `S=unix:/var/milter-regex/milter-regex.sock, T=S:30s;R:2m')dnl

Berikutnya konfigurasi milter-regex. Tujuannya mau menolak milist tertentu yah. Jadi liat aja nih sample header sebuah milist. Tanda #### itu censor :-D

Return-Path: #####
Received: from #####
Received: from #####
Message-ID: #####
From: #####
To: #####
Date: Tue, 15 Jul 2008 09:45:04 +0700
MIME-Version: 1.0
Content-Type: multipart/mixed;
boundary="----=_NextPart_000_031B_01C8E65F.7554EA40"
X-Priority: 3
X-MSMail-Priority: Normal
X-Mailer: Microsoft Outlook Express 6.00.2800.1437
X-MimeOLE: Produced By Microsoft MimeOLE V6.00.2800.1441
Xbject: [TEST] Shipping report for July 14, 2008
X-BeenThere: test@domain.com
X-Mailman-Version: 2.1
Precedence: list
List-Id: <test.domain.com>
List-Unsubscribe: #####
List-Archive: #####
List-Post: #####
List-Help: #####
List-Subscribe: #####
Sender: test-bounces@domain.com
Errors-To: test-bounces@domain.com

Umumnya milist ada baris "List-Id:" (perhatikan 1 baris tebal diatas). Jadi kita bisa gunakan header ini utk blacklist milist tertentu. Misal nih, milist diatas menggunakan:

List-Id: <test.domain.com>

Maka isi konfigurasi /etc/mail/milter-regex.conf adalah berikut:

###Reject TEST milist (1)
reject "Sorry.... Your list prohibited here :-p"
header /^List-Id$/i /^<test\.domain\.com>$/i

atau

###Reject TEST milist (2)
reject "Sorry.... Your list prohibited here :-p"
header /^List-Id$/i /test/i


Baris pertama, diawalin tanda #, hanya komentar (remark) aja. Baris ke 2, diawalin dengan "reject", itu adalah respond penolakan dr mail server. Dan baris ke tiga, diawalin dengan "header", inilah rules yg kita threat. Jadi kalo memenuhi syarat di baris ke 3, maka sendmail akan merespond dengan error message dari baris ke 2.

Cara pertama mereject milist test@domain.com. Sedangkan cara ke 2, mereject milist yg mengandung kata2 "test" di List-ID nya.

Simpan. Restart milter-regex and sendmail.

/etc/init.d/milter-regex restart
/etc/init.d/sendmail restart

Dan liat lognya di /var/logmessage:

tail -f /var/log/message | grep milter-regex

Oya, milter-regex gak cuman memblacklist mailing list. Base on subject, to, cc, dll. Smua yg di header bisa dipake sebagai rules. Juga untuk mereject attachment, isi email, unresolve DNS address, dll. Cek aja langsung ke websitenya.

Goodluck pren