30 Oktober 2008

Menganti proxy server

Gateway di network sini masih pake Redhat 7.3. Sebagai gateway tentu saja pake iptables. Juga squid sebagai proxy server. Selain itu web server company juga gue gabung disini. Jadi 3 service utama itu yang jadi pertimbangan utama untuk migrate ke Ubuntu 8.04 LTS edition.

Kenapa di upgrade? Tentu saja sudah waktunya. Karena server itu keren tapi softwarenya nggak keren lagi. Salah satu kelemahan, squid di Redhat 7.3 nggak sanggup filtering mac address. Karena emang itu kelemahan squid versi Redhat. Kalo mau bisa filtering mac address, ya harus download pake SRPM dan compile sendiri. Cuman karena servernya pernah di obok2 cracker, mending gue ganti total. Lagian gue butuh beberapa software bagus yang ready di repo Ubuntu.

Client bisa saja ganti ip address sendiri dan menikmati internet. Ternyata ... itu bener-bener terjadi. Ada 2 kejadian yang jadi pertimbangan.
  • Kalo di komputer office, client akan mengalami kesulitan mengganti ip address. Karena tidak menggunakan account administrator lagi.
  • Notebook personal, ini biang keroknya. Mereka rubah-rubah seenaknya :-D
Sayangnya gue nggak suka cara penanganan management dalam kasus ini. Mereka salahin client. Karena ketahuan pake ip address big bos :-D Client pinter itu bagus untuk company. Tentu saja asset bagus. Tapi MIS harus lebih pinter lagi dari client. Tentunya kalo urusan komputer. Jadi menurut gue, MIS harus menutupin kelemahan itu. Yaitu mempercanggih proxy server sehingga pergantian ip address di client bisa ditanganin.

Jadi sekarang mereka hanya bisa melongo, Karena semua filtering di iptables and squid base on mac address. Juga penambahan antivirus di HAVP untuk jadi parent proxy of squid. Dengan harapan bisa kurangin virus dari web. Serta reporting internet usage perdaily/weekly basis untuk management.

27 Oktober 2008

Angsana (Truetype Font Thai)

Font di Linux sudah lebih dari cukup. Sangat banyak pokoknya. Tapi tetep aja kita butuh font tambahan dari M$. Ini baru ketahuan setelah kita install 10 Linux client untuk ujicoba di beberapa department. Tentunya ini harus dilakukan. Sebelum penginstallan masal.

Masih ingat manfaat penggunaan MSTTCOREFONTS kan (here)? Yap. Betul. Ini truetype font dalam Windows OS. Kita harus gunakan agar layout dokumen dengan font M$ tidak berubah bentuk. Tanpa penginstallan MSTTCOREFONTS, layout dokumen akan berubah. Hal ini karena ukuran dan bentuk font berbeda-beda. Ada options di OpenOffice.org untuk substitusi font. Tapi gue blon dapet info yang pasti.

Setelah berkelana di M$ website dan beberapa Thai website, rupanya Windows 95 dan Windows XP-SP2 ada font khusus Thai. Karena semua Windows disini pake dukungan bahasa Thai, dan semua dokumen dari Ms.Office juga, tidak ada pilihan laen. Font ini harus di unduh:
  • Angsana New
  • AngsanaUPC
  • Browallia
  • BrowalliaUPC
  • Cordia
  • CordiaUPC
Copy aja 24 file .TTF file ini:
  1. ANGSAB.TTF
  2. ANGSAI.TTF
  3. ANGSA.TTF
  4. ANGSAUB.TTF
  5. ANGSAUI.TTF
  6. ANGSAU.TTF
  7. ANGSAUZ.TTF
  8. ANGSAZ.TTF
  9. BROWAB.TTF
  10. BROWAI.TTF
  11. BROWA.TTF
  12. BROWAUB.TTF
  13. BROWAUI.TTF
  14. BROWAU.TTF
  15. BROWAUZ.TTF
  16. BROWAZ.TTF
  17. CORDIAB.TTF
  18. CORDIAI.TTF
  19. CORDIA.TTF
  20. CORDIAUB.TTF
  21. CORDIAUI.TTF
  22. CORDIAU.TTF
  23. CORDIAUZ.TTF
  24. CORDIAZ.TTF
Dan install dengan cara ini:

sudo -i
mkdir /usr/share/fonts/truetype/angsana
cp *.ttf /usr/share/fonts/truetype/angsana
fc-cache -f -v


Putty dengan karakter Thai di console

Ada pertanyaan seorang MIS. Gemana console dengan karakter Thai? Loh... bukannya di Linux bisa tuh? Betul. Tapi kalau lagi remote server dari Windows dengan Putty semua karakter Thai akan jadi aneh. He hehe ... ini salah satu hal yang gue baru tau sejak di Thai.



Putty gunakan encoding sesuai fonts di system. Tau kan Windows? Encodingnya pake caranya sendiri. Biasa... standarnya dia sendiri juga. Jadi pertama kali buka Putty, akan muncul encoding "Use font encoding". Liat di bagian Translation. Rubah aja ke UTF-8. Balek ke Session. And silakan menikmati hampir semua encoding bisa dihandle UTF-8. Termasuk juga karakter Thai.

26 Oktober 2008

Persiapan cloning client

Awalnya gue bikinkan script, paket apa aja yang harus di install setiap MIS. Itu harus dilakukan setiap fresh instal Linux. Jadi ini langkah yang harus dilakukan mereka:
  1. Fresh install Linux
  2. Update semua paket
  3. Install paket-paket tambahan
  4. Konfigurasi beberapa hal penting
Setelah gue hitung, minimal untuk P3 256MB, ternyata bisa sampe 3-5 jam. Komputer P4 512 bisa sampe 1-1.5 jam. Wah... lumayan lama juga. Ini tidak termasuk backup data client sebelumnya, dan restore balik ke Linux.

Melihat MIS disini masih baru kenal Linux, bisa bayangkan sendiri. Penggunaan console akan lebih banyak trial errornya. Jadi harus ada solusi lain yang lebih sederhana untuk mereka. Setelah googling kesana kemari, sepertinya cloning adalah solusi yang paling tepat. Dengan memanfaatkan Clonezilla. Sekalian kenalkan mereka dengan software ini.

Clonezilla bisa simpan image ke server. Samba server, FTP, SSH, dan laennya. Pilihan jatuh ke SSH. Karena lebih sederhana saja di sini. Ada satu server experimental P3 double processor dengan space yang sangat banyak. Gue pake itu. Dan semua group MIS dari LDAP bisa access. Perfect !

Dari harddisk 6GB gue bikinkan satu image Ubuntu Linux 8.04 LTS edition untuk masternya. Lakukan semua langkah no.1 s/d no.4 di atas. Lalu gue clone ke SSH server. Well... 25 menit untuk save ke server. Dan image di server gedenya 1.4GB. Lalu coba restore ke 80GB harddisk, butuh waktu gak sampe 15 menit. Cool :-D

Kelemahanny cara ini, Linux pake 2 partisi. Root (/) dan Swap. Waktu clone image dari server ke harddisk 80GB, tentunya pake fasilitas proportional restore. Jadi partisinya di expand disesuaikan gedenya harddisk baru. Akibatnya partisi Swap juga ikut gede. Tapi karena kita butuh cepet, ya udah. Faktor itu dikesampingkan dulu.



24 Oktober 2008

Merencanakan system ke depannya (2)

Kalo dulu di Jakarta client nggak terlalu banyak, disini laen. Hampir mendekati angka empat ratus client. Itu udah termasuk semua client di kota lain. Wuih ... banyak boo.

Server Plan

Account terpusat akan penting disini. Jadi pembuatan LDAP server is number one. Gue udah bikinin dan MIS harus add account pake console. Sorry, sengaja nih. Biar mereka terbiasa and nggak takut dengan console. Bayangin tuh. Sebanyak 400 account mereka create bareng Semuanya harus sama seperti email mereka tentunya dengan domain beda-beda. Gue juga sengaja nggak mau bikin scripts. Gue butuh mereka ngerti. Karena dari kesalahan/pertanyaan, mereka akan semakin tau tentang console Linux.

Setelah LDAP server ready dengan Ubuntu 8.04 LTS edition, berikutnya memperlancar komunikasi untuk semua client termasuk di kota lain juga. Penggunaan IM (instant messaging) bagus sekali. Gue tentuin pake Pidgin. Karena ke depannya Linux client juga pake ini. So... mereka sekarang sudah bisa lega. Semua AD (Active Directory) user dan NDS (Netware Directory Service) user dah bisa saling komunikasi. Juga komunikasi ke MIS cukup pakai Pidgin. Dapet deh real time respon from MIS.

IM server gue bangun pake eJabberd 2.0 yang sekarang dah ready di backports Ubuntu 8.04 LTS. Tersambung dengan LDAP, semua user cukup pake account di LDAP.

File server gue juga bikin di server Ubuntu 8.04 LTS satu lagi. Ini khusus file server tentunya dengan harddisk yang gede. Akan gantikan file server Windows dan file server Novel Netware. Ubuntu yang ini akan layanin client Windows (Windows 98, Windows 2000, Windows XP dan Windows Vista) dan juga client Linux (Ubuntu 8.04 LTS). So... gue siapin samba dan NFS. Samba untuk Windows client dan NFS untuk Linux client. Semuanya tersambung ke LDAP. Jadi username and passwordnya akan sama seperti di Pidgin. Serta harus ganti password setiap 3 bulan. Cukup set dari LDAP server kan? :D

Dari hasil pemantauan MRTG semua server (performace CPU), 2 Oracle server masih banyak idle. Jadi bisa digabung jadi 1 server aja. Juga 2 MSSQL, bisa digabung cukup 1 server saja and bisa gabung dengan Oracle tadi. MySQL di Windows dengan IIS? Move ke server Ubuntu pertama. Gak pantes deh MySQL pake Windows :-D

Redhat 7.3 ada 4 nih. Internal web server move ke Ubuntu server yang pertama. External web server mending gabung sama proxy server aja deh. Mail server ke depannya harus berdiri sendiri di Ubuntu 8.04 LTS + LDAP. Dan proxy server juga dah ready di Ubuntu server dengan HAVP + good firewall.

So... dari total 13 server, sekarang jadi 5 server. Windows server (1) for Oracle/MSSQL. Dan Ubuntu server (4) for Samba/NFS, Mail server, Proxy dan Internal web server.

Hal laen yang terasa penting adalah internal DNS. Sistem multi platform local DNS akan membantu. Jadi DHCP server (plus auto update DNS) dan DNS server udah jalan juga di server Ubuntu pertama. Backup DNS di server Ubuntu laennya. Juga sebagai backup LDAP server.

Client Plan

Semua Windows client, harus join ke samba. Windows client gak perlu account administrator lagi. Dan semua folder di file server sudah termapping di local. Linux client pun, harus joint ke LDAP server. Sehingga akses NFS nggak perlu account root/admin lagi. Cukup gunakan username/password sama seperti Windows client (or Pidgin). Semua NFS folder akan ready di local juga. Jadi mereka pinjem komputer manapun (baik Linux or Windows), semua folder di file server akan muncul.

Remote client & Server Plan

NetSupport gak perlu lagi. VNC dah cukup. Beberapa MIS ragu VNC karena nggak ada fasilitas file transfer (baek RealVNC for Windows atau Vino/Remote Desktop di Ubuntu). Tapi gue udah kasih solusi untuk ini. Simple and praktis. Laen waktu gue bahas deh.

So... gemana client di kota laen? Ya harus pake VPN. Kandidat ada dua: PPTP atau OpenVPN. Walau OpenVPN lebih rumit, tapi solusi ini lebih aman dari PPTP andalan M$. Gue udah test, OpenVNP di proxy server (as gateway) running well. Sangat memuaskan. Dengan OpenVPN di semua client yang ada di kota laen, kita bisa remote VNC mereka. Dan mereka bisa akses ke server lokal pake tunnel. Bener-bener aman and praktis. So... dump NetSupport deh :-D

23 Oktober 2008

Merencanakan system ke depannya

Current Server

Dari bulan pertama disini, gue liat kelemahan sistemnya. Banyaknya server Windows. Novel Netware ada satu. Dan juga ada beberapa server kuno Redhat Linux. Semuanya punya account di masing-masing server dan saling tidak dimaintain dengan baek. Jadi bener-bener menyebalkan harus hafalin beberapa account and password yang berbeda-beda. Apalagi account administrator Windowsnya, duh. Mereka sendiri jarang sekali input langsung berhasil login. :-D

Ini sebuah contoh yang sederhana yah. File server ada 2 jenis (Windows server dan Netware server). Windows server pake AD (Active Directory), Netware server pake NDS (Netware Directory Service). Sama-sama LDAP service lah. Bedanya username di NDS nggak bisa pake dot (titik). Sialnya, gue juga gak tau kenapa kedua server tersebut nggak dihubungkan. User AD hanya bisa akses server Windows. Demikian juga user NDS hanya bisa akses server Netware.

Oya, AD ada di beberapa server. Karena disini ada beberapa company. Salah satunya company punya network di beda segment. Pake AD juga. Bener-bener terpisah dari main network. Gue tanya kenapa bisa begini? Karena dulunya pake ADSL. Jadi terpisah dengan adanya hardware firewall.

Laennya dua server Oracle kuno pake Windows server. Dua lagi server MSSQL di 2 Windows server. Sebuah Windows server laen lagi untuk MySQL dan IIS web server. Dan sebuah Window server khusus untuk buyer andalan kita. Pokoknya banyak and bagus-bagus hardwarenya :-D

Server Linux (masih Redhat 7.3) digunakan mail server, proxy server, web server dan juga internal web server. Jadi total 4 Redhat Linux server. Juga berbeda-beda account semuanya :-D

Wuih... semuanya diatas ada 13 server. Yang selalu runnning nonstop tanpa henti. Sialnya tanpa pernah di update. Jadi yah loe bayangin sendiri. Hari gini pake Rehdat 7.3??? Webbase aplikasi dengan MySQL+IIS??? Antivirus server ada beberapa juga.

Current Client

Di sisi client, mereka bisa seenaknya install software apa aja. Download apa aja. Karena semua user pake account administrator. Jadi ini tentu saja nggak baek. Karena pengunaan account administrator di Windows akan mendatangkan resiko. Terutama virus lah. Hal laen juga, banyak password blank dan juga hampir semuanya gak pernah ganti password :-(

Company sini nggak semuanya di tempat yang sama. Ada juga di beberapa kota laen. Tapi semuanya gunakan ADSL dari provider beda-beda untuk ambil email di pusat. Komunikasi via email saja selain phone lah. Sedangkan di pusat mereka gunakan Netware. Kan ada send netware message tuh. Sialnya nggak semuanya bisa pake. Karena yang pake server Windows gak tersambung. Juga yang di kota laen tadi tentu saja gak bisa kan?

Remote Client & Server

Untuk remote client, mereka gunakan NetSupport. Semua server dan client pake. Termasuk yang di kota laen. Jadi pihak MIS bisa remote kalo mereka butuh bantuan yang bisa diselesaikan dengan remote. Well ... itu semuanya bener. Selama NetSupport gatewaynya pake IP Public. Jadi salah satu MIS ada yang pake 2 IP address (local & public). Dan untuk local saja, mereka punya 4 NetSupport gateway. Duh ...

Itu semua terlihat lumayan lah. Tapi kedatangan be-es-a 2 taon lalu membuyarkan semuanya. Karena lisence yang company punya cuman 1 Oracle server dan 1, Windows server (OEM) dan beberapa Windows XP (OEM). Enak banget yah. Seperti biasalah. Install ini install itu tanpa pikir lisence. Dan sekarang sebelum be-es-e datang lagi untuk audit (setelah 2 tahun), gue harus beresin.


12 Oktober 2008

Meluruskan arah migrasi

Gue sempet heran. Kenapa gak pernah ada yang ngirimin email dengan attachment ODF file? Sepertinya cuman gue yang selalu kirim file ODF. Setelah gue cek lebih jauh, nemu juga deh penyebabnya. Sama manager MIS yang lama cuman 50% PC diinstall Openffice.org 2.3 for Windows. Dan itupun diset agar penyimpanan secara default menggunakan format Ms.Office (DOC, XLS dan PPT).

Walah ... mo pake format milik MS dengan software non MS??? Sampai kapanpun nggak akan bisa sempurna deh. Malah akan lebih banyak terima komplain karena tidak kompatibel. Apalagi kalo dokumen yang komplex banget, bakal hilang beberapa formatnya. Ini bener-bener akan memusingkan gue kedepannya.

Gue trace lebih jauh, menurutnya dia sendiri binun. Gemana gak binun, pertama kali aja datang kesini yang ditanyakan ke gue adalah cara print OpenOffice.org Calc. Waduh... kalo managernya seperti ini, gemana user yang di train dia yah? Oya...dia kasih training ke semua user loh :-D

Sampe sekarangpun dia minta berkali-kali ke gue untuk training semua user cara penggunaan Pivot Table di Ms.Office. Tapi gue tegasin, gue gak setuju itu. Karena solusi Pivot Table gak akan bisa dibuka di OpenOffice.org 2.x. Dan OpenOffice.org punya Data Pilot juga gak bisa dibuka di Ms.Office. Jadi... gue kasih solusi yang akan bisa dihandle Windows maupun Linux ;-)

Saat training Linux, gue jelasih apa itu ODF. Sejarahnya, apa untungnya pake and apa ruginya. Mungkin pernah nyimak tulisan gue yang ini: ODF = format fanatik pengguna OpenOffice.org? Juga gue berusaha lurusin. Apa itu FOSS dan bedanya free software. Kan banyak juga dr MS yang free. Juga apa beda OpenOffice.org and StafOffice (free version and paid version). Serta beda OpenOffice.org and Ms.Office.

Gampang ngejelasin hal ini. Bayangkan saya seperti email. Format email itu standar dan open. Jadi sapa aja bisa bikin email software akan bisa nampilkan emailnya. Di OS apapun or server apapun or device apapun (spt hp misalnya). Karena semua mengikuti standar system email. Right?

So ... sekarang ada arah menstandarkan dokumen. Dah gak jamannya dokumen hanya bisa dibuka Ms.Office doang. ODF adalah stardar terbuka. Jadi siapa aja bisa adopsi ini di OS apapun or device apapun, bisa pake software apapun. Sekarang sudah mulai keliatan, OpenOffice.org 2.x no.1 adopsi ini. Juga Koffice, NeoOffice, WordPerfect, GoogleDoc, Zoho, dan laennya. Ms.Office 2007 SP2 bakal ikut hal ini juga.

Sekarang tidak ada alasan lagi. Gue dah tugasi 2 MIS untuk apus profile OpenOffice.org di setiap PC. Sehingga waktu loading, akan bikin new profile OpenOffice.org yang menggunakan default format ODF. Gak ada alasan lagi untuk takut gunakan ODF. Lagian sekarang semua client dah punya OpenOffice.org. Termasuk semua bos di top management.

Sekarang saatnya training Data Pilot aja. Kan semua client pake OpenOffice.org :-p Jadi Data Pilot akan bisa dibuka semua client.


Distribusi format file yang nggak umum

Apa keluhan paling banyak sejak kita uninstall semua software bajakan? Nih list yang gue kumpulin. Rata-rata banyak user yang gak bisa buka file format ini:
  • CadKey (.prt)
  • Visio (.vsd)
  • Autocad (.dwg)
  • Adobe Illustrator (.ai)
  • Snapshot (.snp)
  • CorelDraw (.cdr)
  • Photoshop (.psd)
Hal ini terjadi karena gak semua user bisa seenaknya install software lagi. Semua installasi request software, harus ke MIS Department. Kalo gak punya license, mereka harus request dulu. Kalo dah di approve MIS and management software dibelikan, baru kita install.

Efeknya terasa sekali. Yang biasanya punya software Autocad di semua komputer designer, sekarang Autocad cuman 3 saja. Karena license yang kita punya emang cuma 3. Dan itupun ke 3 komputer itu harus menggunakan versi Autocad yang sama seperti licensenya.

Problem muncul karena banyak department laen yang gak bisa liat file .DWG ( Autocad format file). Untuk atasain hal ini, PDFCreator for Windows akan sangan membantu. Kita sudah announce ke semua user, distribusi format file yang tidak umum, harus mengirimkan 2 format file. Satu format nya sendiri dan satu lagi format PDF. Tanpa perkecualian !!!

Beberapa user komplain karena itu nambah kerjaan. Tapi gue komplain balik. Karena pilihan cuman 2:
  • Beli tambahan licence AutoCad
  • Nambah kerjaan mereka cuman beberapa detik untuk bikin format PDF
Silakan ambil keputusan sendiri :-D Dan mreka akhirnya bisa menerima hal ini.

Oya, gak semua komputer bisa diinstall AutoCAD viewer. Kan ada beberapa yang kuno tuh. Jadi solusi PDF lebih bagus deh. Bisa untuk semua OS. Ingat... kan kedepannya kita juga pake Linux.

09 Oktober 2008

Hasil survey software client dan server

Setelah penuh satu bulan cek semua client dan server, dapat deh reportnya. Hasil pengecekan semua software. Software License and bajakan semua terpapar disini. Wah ... 150 komputer bakal migrasi ke Linux. Dan 5 server juga. Gue obok-obok info di Thailand, sepertinya ini migrasi paling gede deh disini :-D

Gemana cara penentuannya, mungkin ini akan bisa bantu:
  • Komputer pake Windows & Office license gak di migrate
  • Komputer pake Windows license gak di migrate
  • Komputer mesin gak di migrate
  • Komputer acconting/finance gak migrate (mereka dah pake navision soalnya) and pake excel utk urusan macro/vba
  • Komputer 3D/2D CAD system gak migrate
Itupun setelah semua software bajakan selain Windows and Office di uninstall. Gue tegas banget disini. Mereka sudah mencoba OpenOffice.org sejak 6 bulan lalu. Sejak MIS manager sebelumnya. Jadi tidak ada alasan lagi deh untuk perpanjangan waktu.

Walau begitu, setiap departemen gue kasih tabulasi hasil pengecekan ini. Mereka tau, departemen mereka dapat berapa client Windows dengan Ms.Office atau Windows dengan OpenOffice.org. Sisanya bakal dapat Linux dengan OpenOffice.org. Gue dah share file tabulasi ini ke public folder. Tentu saja pake ODF files lah. Saatnya mencoba realitas ODF ;-)

Well ... kali ini gak dapat komentar sama sekali. Semua departemen merata menggunakan OpenOffice.org. Dan untuk OpenOffice.org saja, gak ada alasan lagi untuk gak mau pake Linux. Karena mereka suka pada dateng ke MIS, and MIS selalu pamer ke mereka OpenOffice.org di Linux 3D nya :-D

Tabulasi itu juga jelas sertakan:
  • Kebutuhan memory tambahan (minimum PC dengan P4 256MB)
  • Beberapa software yang harus dibeli licensenya karena emang dipakai dan ini berhubungan dengan pihak luar (Adobe Prof utk sign documen PDF)
  • Server-server Netware & Windows yang bisa digantikan sama Linux
  • Prioritas software BSA, non BSA (penting gak yah :-p )
Satu file lagi juga gue sediain, berisi license software yang company punya. Di dalamnya dah termasuk semua license yang pernah dibeli. Juga gue dah kumpulin semua license OEM pembelian notebook, server dan laennya. Busyet... banyak juga nih.

So ... ini semua gue sesuain dengan kondisi company ini. Karena dah pernah disambangin yang namanya be-es-e, jadi persediaan license lumayan deh. Disini gue cuman hilangkan semua software unlicense aja sih.

Walo begitu yang paling merana adalah programmer. Delphi and MSSQL dah bener-bener mengakar disini. Dan itu harus mereka tanggung juga. Karena selama ini keputusan yang mereka ambil, install & pake. Tanpa pernah request beli software :-D Setali tiga uang deh ma system supportnya.

Tapi itu bukan alasan. Semua ada solusinya kalo mau berusaha. Dan semua hanya masalah waktu saja. Right .... ;-)


08 Oktober 2008

Training Linux

Management dah minta gue untuk migrasi secepatnya. Hal ini dikarenakan karena ada info BSA bakal dateng lagi. Tapi setelah dihitung-hitung, kemungkinan besar 2 tahun setelah pertama kali datang ke company ini. Jadi kemungkinan Januari 2009 tuh. Masih ada kesempatan 3 bulan lagi.

Bayangin saja. Cuman 3 bulan dengan perkiraan lumayan banyak client harus ke Linux dan beberapa server? Walah ... bener-bener kerja keras dong yah. Cuman karena kedatangan BSA lebih banyak faktor hoaknya daripada realitasnya, yah gue sanggupin aja.

Saat ini gue juga cari banyak info komunitas Linux di Thailand. Tuh rekan-rekan MIS butuh bantuan. Gue emang bisa transfer knowledge. Tapi bahasa Thai akan lebih masuk ke mereka. Daripada bahasa Inggris. Dan sialnya dari semua staff MIS, hanya satu programmer saja yang lumayan ngerti English. Laennya.... bahasa tarzan deh :-D

Dengan kondisi kemampuan mreka yang baru pegang Linux, mau gak mau gue harus bikin kursus kilat deh. Jadi sekarang kalo abis istirahat, 2 jam setiap harus gue ajarin. Lumayan lah. Mereka dah pada 3D tuh Linuxnya. Tapi tetep gue tekanin, MIS please please please belajar command line (terminal). Kalo GUI nya, mungkin mreka bisa sambil jalan.

Oya, karena disini nggak di Bangkok, cari tempat training Linux nggak ada. Makanya terpaksa gue handle sendiri. Lagian pengalaman di Jakarta, rekan-rekan yang ikut training masih harus di asah lagi. Jadi ... yah balek ke kerjaan lama. Ajarin orang ... :-D