27 November 2008

Printer Epson Stylus T11

Printer baru dateng. Bah... murahan banget nih. Printer personal Epson Stylus T11. Sebelumnya pake Windows, sekarang harus pake Ubuntu Linux. Deerrr ... MIS pada bingung karena model printer itu nggak ada di CUPS.

Abis browsing cari info ketemu nih. Ada 2 pilihan:
  1. Pake driver "Epson Stylus C64+Gutenprint v5.0.1 Simplified (recommended)" bawaan CUPS seperti yang ditulis blog ini (link).
  2. Atau pake driver Avasys.jp yah. Banyak sekali printer baru kluaran Epson disediakan drivernya disini. Sayangnya nggak ada paket untuk Ubuntu/Debian. Cuman yang butuh tutorial untuk Ubuntu, silakan liat di Ubuntuforums.org nih.
Setelah gue coba ke 2 nya, biar nggak ribet akhirnya gue saranin MIS pake yang pertama aja. Simple aja untuk mereka.

24 November 2008

Brother Printer HL-5250DN on Linux

Seperti yang gue singgung sebelumnya, disini banyak sekali printer jaringan. Printer HP loe tau sendirikan, paling mudah di Linux. Gemana dengan Brother printer? Brother sangat bagus juga dukungan di Linux. DI homepagenya disediakan support page khusus Linux. Salut deh :-D

Here the URL: http://solutions.brother.com/linux/en_us/

Problem muncul karena email dari Thunderbird nggak bisa cetak ke printer Brother HL-5250DN. Aneh? Cuman ini aja yang muncul:

ERROR NAME;
undedined
COMMAND;
2
OPERAND STACK;


Apa juga itu :-D Bener-bener error yang nggak jelas. Dan anehnya cuman email yang subjectnya menggunakan bahasa Thailand aja. Email bersubject bahasa Inggris, aman-aman dan lolos ke printer tanpa error.

Juga beberapa dokumen OpenOffice.org 2.4.1 kalo tercetak karakternya bertumpuk-tumpuk. Tidak teratur rapi seperti di layar. Jadi gue harus trace lebih jauh nih. Soalnya kalo cetak ke printer HP, ok-ok aja tuh.

Driver yang digunakan adalah default autodetect Ubuntu. Karena ini printer jaringan, Ubuntu udah langsung sodorin printernya. Ya gue accept aja dong yah. Pake model Brother dengan driver "Brother HL-5250DN BR-Script3 [en] (recommended)".

Ubuntu nyediakan driver untuk printer Brother laennya. Yaitu dengan paket "brother-cups-wrapper-laser". Sayangnya gue coba model Brother dengan driver "HL-5250DN for CUPS", justru nggak berhasil cetak. Printer kedip-kedip doang tanpa pernah keluar lembar kertas cetakannya.

Akhirnya check lebih jauh ke specifications dari printer Brother HL-5250DN. Ternyata printer ini sanggup mengemulasi PCL6, BR-Script3, IBM Proprinter, Epson FX. Jadi "PCL6" sepertinya ada di generic driver CUPS deh. Sekarang gue ganti pake model Generic dan driver "Generic PCL 6/PCL XL Printer - CUPS+Gutenprint v5.0.2 Simplified [en] (recommended)".

Setelah itu, problem sirna. Kasus email bersubject Thai dan dokumen OpenOffice.org yang amburadul cetakannya, nggak muncul lagi. Juga ada satu lagi Multifuction printer Brother MFC-8460N, gue kasih driver PCL6. It's work great.


23 November 2008

Pengguna Linux pengguna gratisan???

"alasan orang pilih linux, karena gak ada duitnya. mo nya gratis melulu. hehe... pengguna linux. pengguna gratisan."

Itulah salah satu komentar di blog gue. Lucu sih. Tapi yah namanya manusia. Semuanya tergantung dengan ilmu yang dia miliki. So ... karena prinsip FOSS, sekarang kita bagi-bagi ilmu juga. Biar terbuka deh mata batinnya :-D

Nggak ding. Biar jelas aja. Inget yah ... Keputusan yang loe ambil dengan menggunakan Linux sebagai OS loe, itu emang hak loe. Mungkin aja loe pake karena nggak ada dana. Sehingga faktor gratisnya yang jadi pedoman. Tapi itu kan elo. Orang laen pake Linux juga. Mungkin aja sama juga distronya. Tapi keputusan yang mereka ambil, dengan pertimbangan yang beda juga lah. Nggak semuanya setuju gratis itu baek ;-)

Sapa yang pake Linux???
Ok? Jelas ....

Sekarang coba cek yang ini yah. Server-server mereka banyak sekali gunakan Linux. Technology Linux yang mereka pilih. Kenapa nggak Windows yah??? :-p
Bahkan M$ juga pake Linux :-p
He he he ...

Kalo kita pengguna Linux adalah pengguna murahan, berarti Microsoft juga pengguna murahan dong. And loe yang pake Microsoft ... well, tebak aja ndiri. Lebih murah lagi kale yah dari kita :-D:-D:-D

Walo gue ndiri pake Linux di Notebook karena murah (tuh .. kan gue murahan dong yah :-D). Tapi di Office, security yang jadi alasan utama. Although Windows mahal, and tools managementnya itu loch, mahal buanget. Sebaliknya di Linux yang murah, management toolsnya yang kebanyakan masih pake console/text, justru lebih mudah, cepat and aman. Bahkan running di hardware kuno dengan sangat baek. Low requirement lagi. Clear?

Peace ... peace ... peace .............

Pren,
Beragam alasan loe boleh pilih.
Tapi jangan menyamaratakan alasan yang loe pake untuk orang laen :-D

18 November 2008

Linux susah install game???

Walah? Sejak kapan Linux jadi susah install yah? Apalagi game? Setahu gue hampir semua cara install di Linux online dan sangat mudah. Karena semuanya udah tersedia online (via apt-get or yum). Bandingkan ma Windows? Duh... ribet and harus download dari sumber yang beda-beda.

Ada yang komplain di Detik.com karena Linux susah install game, susah install YM, beda sama M$ yang selalu gampang. Apa bener info ini? Oke ... sekarang kita bandingkan yah. Dari 2 disisi yang berbeda. Tolong pake yang dikepala. Jangan pake yang didengkul :-D

Perbadingan install native software
(alias paket asli for OS masing-masing) !!!


Linux
  • Nggak bisa install software for Windows di Linux??? Salah deh. Dengan Wine bisa install lah. Kalo loe mau pake CrossOver Linux (versi bayar dari Wine) akan jauh lebih mudah. Kalo bisa beli Windows, harga CodeWeaver juga nggak mahal tuh. Under $40 loh.
  • Nggak bisa Install game for Windows di Linux??? Salah juga deh. Dengan CrossOver Game (versi bayar dari Wine) akan jauh lebih mudah untuk installnya. Sama juga harganya dengan yang tadi.
Windows
  • Bisa nggak install software for Linux di Windows? Sampe sekarangpun nggak bisa !!!
  • Bisa nggak install game for Linux di Windows? Sama tuh jawabannya di atas. Kagak bisa!!!
Macintosh
  • Nggak beda jauh sama jawaban versi Linux. Harus pake software software yang sama juga seperti CrossOver diatas.
So? Secara native emang OS beda. Jadi jelas aja. Install YM for Windows ataupun Game for Windows di Linux kagak bisa. Di Macintosh juga gak bisa. Jadi... Macintosh sulit dong yah??? Inilah dia :-D Kliatan deh kalo yang kasih komentar itu gak bisa dipercaya :-p Lebih tepatnya ....bbb eer ggg ooo .... :-D Sorry. Gue kasih 3 huruf. Karena emang parah sih :-p

Tapi di Linux/Mac ada solusi Wine (free) or CrossOver (not free). Kita bisa gunakan ini untuk install software for Windows di Linux/Mac kita. Bayangin tuh. Install native software for Windows ke OS Linux/Mac yang kita pake. Keren kan ;-)

Coba sekarang loe download file .deb or .rpm deh. Lalu install di Windows? Bisa kagak? Setahuku Windows lebih nggak jelas kalo urusan ginian. Gedek tanpa tau file apa itu :-D

Jadi kesimpulannya, kalo kasih komentar jangan asal deh. Muji-muji M$ gampang tapi yang dipake bajakan. Padahal kenyataannya itu tadi. Wine salah satu produk inovative di dunia FOSS.

Tetep aja gue dulu Linux. FOSS is the best. Bravo ...

17 November 2008

Setting Printer dengan CUPS

Disini ada banyak sekali printer jaringan. Hampir 20 printer. Juga lumayan banyak sekali printer lokal. Jadi setting printer haruslah efisien. Cukup sekali setting, semua client bisa menikmati. Tanpa perlu add printer di setiap client. CUPS di Linux (termasuk Ubuntu) bisa melakukannya dengan sangat baek. Jadi jangan heran, CUPS akhirnya dibeli Apple dan di sertakan juga di Macintosh. Tuh kan bukti 1 lagi Linux itu mudah :-p

Ini beda sama Windows. Kita harus setting satu persatu di setiap client. Bener-bener membosankan setting printer di Windows. Juga setelah itu kita harus provide drivernya. Emang umumnya dapat CD/DVD driver. Tapi tetep aja menyebalkan. Karena di Linux, nggak perlu driver lagi. Dan include di OS. So... kali ini akan loe liat gemana gue setting printer jaringan dan printer lokal di company gue.

Printer Jaringan

Gue nggak mau MIS buang waktu dengan setting printer jaringan satu persatu ke semua client. Jadi gue setting aja semua printer jaringan di server Samba. Loe bisa taruh di server laennya yang ada CUPS servicenya. Nggak harus server Samba.

Default Ubuntu, CUPS hanya running di localhost, kita harus buka dulu agar CUPS running di semua interface dan bisa di remote dari jaringan. Tambahkan setting ini (berwarna tebal) di /etc/cups/cupsd.conf.

#Listen localhost:631
Port 631

#Browsing Off
Browsing On
BrowseOrder allow,deny
#BrowseAllow all
BrowseAddress @LOCAL
<Location />
Order allow,deny
Allow all
</Location>
<Location /admin>
Order allow,deny
Allow all
</Location>
<Location /admin/conf>
AuthType Default
Require user @SYSTEM
Order allow,deny
Allow all
</Location>


Setelah itu restart aja service CUPSnya.

Lalu dari PC mana saja, bisa loe akses https://hostname:631/admin dan tambahkan printer jaringan semuanya. Atau bisa juga loe gunakan system-config-printer yang ada di menu System - Administration - Printer.

Printer lokal

Sebenernya sama cara settingnya dengan printer jaringan. Tapi karena di client, lebih enak pake GUI, berikut settingnya secara GUI. Aktifkan saja option "Share published printers connected to this system".



Tambahkan printer lokal. Ubuntu sekarang bisa autodetect printer dengan baek. Umumnya USB tuh mudah. Setelah kelar, jangan lupa aktifkan option "Share".



Dan karena semua client disini udah terinstall CUPS-PDF, jangan lupa PDF printer jangan di share.




Setting client laen

Client Linux (Ubuntu) yang pengen menikmati printer yang dah terinstall (baek printer jaringan di server Samba maupun printer lokal di user laen), cukup aktifkan option "Show printers shared by other systems".



Setelah Apply lalu Refresh, beberapa saat kemudian semua printer jaringan akan muncul.



Jangan lupa pilih satu satunya dan "Make Default".


Happy Migration ...


15 November 2008

Ubuntu and TIFF file

Beberapa user komplain. Habis scan di salah satu printer multi fungsi, hasilnya cuman satu lembar saja. Padahal mereka habis scanning beberapa lembar. Beberapa MIS yang ikutan ngecek di email mereka, juga nemukan cuman halaman pertama saja.

TIFF adalah file yang banyak digunakan untuk image FAX. Karena TIFF sanggup menyimpan beberapa halaman ke dalam satu file saja.

Rupanya problem muncul karena file TIFF di Ubuntu (base Gnome), viewernya di handle softwate "Eye of Gnome" (Image Viewer). Dan software ini nggak sanggup menampilkan multi page. Alias cuman halaman pertamanya doang.

Solusinya pake Evince (Document Viewer). Dengan salah satu cara ini:
  1. Save dulu attachment TIFF. Lalu right click dan open with "Document Viewer"
  2. Atau dari dalam Thunderbird, rubah "open with: Image Viewer" menjadi "open with: Document Viewer".
Selanjutnya dalam Evince, klik menu View > Side Pane


08 November 2008

Presentasi Migrasi

Setelah hampir 2 minggu tertunda, akhirnya gue siap juga. Baru aja kelar presentasi ke management. Tentang migrasi. Well ... dua jam gak terasa. Tau-tau udah waktu lunch. Mereka antusias skali. Karena banyak hal yang gue ungkapin tentang "history: past, present and future" seputar system computerize mereka.

Oya, dari beberapa pucuk pimpinan disini, ada 2 yang jadi perhatian. Presidentnya sangat tau tentang komputer. Dan satunya, atasan gue sendiri, ex programmer katanya. And emang lulusan IT. Jadi loe bisa banyangin aja. Susah sembunyikan hal-hal tertentu dari orang yang sama-sama tentang IT :-D

Pesentasi gue buka pake Ubuntu notebook milik MIS. Sekalian untuk demo Ubuntu client dalam mengakses data di server (NFS), OpenOffice.org, internet (Firefox), email (Thunderbird) and IM (Pidgin). So mereka bisa liat semua dengan jelas. File-file di public folder yang mereka provide bisa diakses dengan lancar dan nyaman.

Selanjutnya pokok bahasan gue bagi 3: meliputi Server, Client and Programmer. Masing-masing terbagi lagi dengan sub bahasan hasil survey, plan, kendala. Kendala ini yang mereka harus kasih keputusan. Karena gue butuh dukungan mereka. Kalo gue hajar aja semua, ada masalah guenya yang kena. Jadi di meeting ini, gue dapatkan itu semua :-p

Gue tutup dengan cost yang bisa mereka hemat dan cost yang harus mereka kluarin. Penghematan sangat sangat banyak deh. Costnya justru nggak banyak. Karena mereka pilih solusi Linux yang hemat. Jadi lebih banyak ke pembelian hardware aja.

Satu hal yang gue tanya, kenapa migrasi baru mereka lakukan setelah 2 taun di sambangin BSA? Simple aja jawaban mereka. Karena nggak pernah dapat orang yang ngerti Linux. Abis kedatangan BSA, manager MIS langsung resign. Karena nggak sanggup migrasi. Manager berikutnya, nggak tau IT. Boro-boro migrasi. Pake software aja harus belajar dari CD tutorial :-D

So pren. Kalo banyak company yang seperti ini, jangan lupa update resumenya sertakan kemampuan migrasinya ;-)


02 November 2008

Linux sulit?????

Seorang temen dari bagian Production Plan beli notebook baru. Minta tolong gue untuk install. Maklum.... tanpa OS belinya. Merk notebooknya Acer. Well...Acer? Quality hardware lumayan bagus. Tapi supportnya... sorry. Gue bilang disini "Jelek". Bahkan parah :-D

Sorry. Bukan jelek-jelekin rekan-rekan yang kerja di Acer. Tapi coba bayangin. Waktu beli dibilang penjualnya pake Linux (maksudnya Linpus Linux). Tapi waktu dinyalain, cuman Linux text doang. Tanpa GUI sama sekali :-D Ini yang buat gue tahun lalu akhirnya nggak jadi beli Acer.

What you think if seller tell notebook with Linux? Right, Linux with GUI. But this is diffrerent. Although Linux is free, Acer do not want to install it on their notebook. Just Linpus like DOS prompt only. So ... What is different notebook without OS and notebook with Linpus Linux???? Acer use word "Linux" only without full GUI Linux is ... ride new Linux wave!!! So Acer... don't fool me :-p

Seorang temen gue di Production Plan juga, yang lumayan ngerti Windows coba membantu setelah tau gue lagi sibuk berat waktu itu. Dia tanya CD XP. Karena gue ada original (untuk kebutuhan migrasi), gue kasih. Tentu saja tanpa serial number. Box CD with serial number XP tetep di meja gue. Karena emang blon sempet aktifasi.

Setelah 2 jam dia balek, tidak bisa di install. Lalu gue cek manualnya dan cd driver, cuman untuk Vista. Duh ... :-D Waktu dia tanya, gue bilang hanya bisa install VISTA atau LINUX. Gue nggak punya Vista. Dan emang company nggak punya Vista. Beberapa notebook personal pake Vista (OEM) tanpa DVD nya. Dapat waktu beli notebook. So hanya ada CD XP dan Ubuntu Linux 8.04 LTS Edition. Dia usaha tanya temen juga gak ada yang punya. Akhirnya ditunda karena dia mau beli Vista bajakan. Dan tetep nggak mau sentuh CD Ubuntunya :-D

Karena sudah deket weekend, dia bawa pulang notebook itu. Paginya sudah terinstall XP. Tapi ... karena nggak ada driver XP tentu saja nggak sempurna. Hampir semua hardware gak bisa berjalan. Setelah diliat di device manager, well... harus dapat driver for XP deh.

Dia browsing internet. Setengah hari baru ke meja gue. Driver ada cuman Vista katanya. Gue kasih solusi kenapa nggak tanya Acer support center atau penjual notebooknya? Ribet katanya. Penjual bilang nggak ada support XP untuk notebook itu. So... pilih aja. Vista or Ubuntu :-p

Dia usaha cari lagi. Kali ini dia pake driver dari model notebook Acer yang laen. Tapi yang kurang lebih sama hardwarenya. VGA Intel....dia coba download and install. Berhasil monitor sudah bagus sekarang. Berikutnya WLAN Atheros... gagal. Gak bisa. Realtek Audio... gagal juga. Sampe sore gak ada hasil yang memuaskan.

Tapi CD Linux tetep gak disentuhnya :-D

Akhirnya dia nyerah. OK, Ms.Office aja deh. Drivernya nyusul. So... gue ada 2 pilihan. Ms.Office XP OEM, Ms.Office 2007 OLP atau OpenOffice.org 3.0? Dua yang pertama original tapi serial number gue save. Murni CD doang. So... dia pilih install OfficeXP.

Berikutnya dia balek tanya serial number, walah. Sorry nggak bisa kasih lah. Untuk kebutuhan migrasi. Terpaksa dia cari di internet. Sampe 3 jam berikutnya gue tanya, blon dapat yang cocok dari beberapa kali download. Blon lagi dia komplain benci banget download serial number karena site-site underground suka sekali popup iklan and install spyware :-D

Setelah dapet, itu artinya XP and OfficeXP terinstall, dia balek lagi. Minta aktifasi tuh. Gemana? Wah... jangan tanya gue dong. Loe aktifasi aja. Kan notebook itu dah tersambung ke internet. Dia coba, tapi gagal. Kan ke duanya pake serial number dari underground :-D

So .... Linux sulit??? I think you make your live difficult with Windows :-p

Install Linux and faster that your legacy OS
Install Linux and everything without serial number
Install Linux and without activation
Install Linux and no need another cd/dvd
Install Linux and no virus
Install Linux ... make your live simple and fun :-p