Migrasi itu proses yang panjang. Di Jakarta gue butuh 1 tahun untuk sekitar 100 komputer. Lumayan lama karena itu pertama kalinya harus belajar tentang client Linux. Bertahun-tahun terbiasa server Linux. Client Linux jelas beda dengan client Windows. Dan ini harus belajar banyak hal:
Solusi-solusi yang hanya jalan di salah satunya, jauhin deh. Solusi yang bisa di semua client, harus diutamakan. Misal nih:
Sama juga user sini. Juga bandingin kalo OpenOffice.org gak bisa ini and gak bisa itu. Loh? Kalo mo bandingkan, itu bukan migrasi. Migrasi itu proses yang bener-bener baru untuk semua. Artinya ya belajar lagi dari awal. Bukan user saja, MIS juga, penyesuaian server juga, dll. Jadi semuanya harus belajar lagi. Kalau dibanding-banding, software apapun nggak akan sama lah. Inget gak waktu dari WordStar ke Ms.Word? Itu migrasi loh dari WordStar ke Ms.Word :-p
Migrasi akan simple kalo kita mau terlepas dari format Ms.Office. Patok saja pake format ODF untuk penyimpanan dokumen lokal. Keuntungannya:
Kasih 1-2 bulan agar mereka bisa menikmati Ms.Office dan OpenOffice.org dalam komputer masing-masing. Ada baeknya set default applikasi untuk file DOX/XLS/PPT menggunakan OpenOffice.org. Kecuali beberapa komputer yang emang jelas harus pake Ms.Office.
Juga jangan lupa juga sediakan ebook tentang OpenOffice.org di public folder (atau di web server local) yang bisa diakses oleh semua user. Atau buku-buku cetak sediakan untuk di pinjem user. Atau situs-situ tutorial openoffice yang mending dibuka aksesnya full untuk semua user.
Selama masa 1-2 itu, pihak MIS bisa menentukan, mana yang harus pake Ms.Office dan mana yang gak perlu Ms.Office (alias bisa OpenOffice.org). Tentunya untuk hal ini pihak MIS harus mumpuni menggunakan OpenOffice.org. Training dan ebook sangat penting disini. Jadi tau bener kesanggupan masing-masing software. Bukannya sistem quota yah :-D Kalo loe kasih quota, padahal bisa dihandle OpenOffice.org, walah...mending kasihkan yang bener-bener butuh.
Setelah lewat bulan ke 1-2, remove Ms.Office dan defaultkan OpenOffice.org di client. Biasanya disini akan banyak komplain. Karena biasanya user masih gunakan Ms.Office. Well...penguasaan MIS tentang OpenOffice.org akan sangat membantu nih.
- Perubahan di sisi server
- Perubahan di sisi client Linux
- Perubahan di sisi client Windows
- Perubahan komunikasi client Windows dan client Linux
Solusi-solusi yang hanya jalan di salah satunya, jauhin deh. Solusi yang bisa di semua client, harus diutamakan. Misal nih:
- Windows/Netware Messenger, jangan pake. Gunakan instant messager. Karena dengan instant messenger local server, semua client bisa saling kirim message, kirim file, dll.
- Remote desktop Windows, jangan pake. VNC is the best. Jalan di semua OS.
- dan laennya...
Sama juga user sini. Juga bandingin kalo OpenOffice.org gak bisa ini and gak bisa itu. Loh? Kalo mo bandingkan, itu bukan migrasi. Migrasi itu proses yang bener-bener baru untuk semua. Artinya ya belajar lagi dari awal. Bukan user saja, MIS juga, penyesuaian server juga, dll. Jadi semuanya harus belajar lagi. Kalau dibanding-banding, software apapun nggak akan sama lah. Inget gak waktu dari WordStar ke Ms.Word? Itu migrasi loh dari WordStar ke Ms.Word :-p
Migrasi akan simple kalo kita mau terlepas dari format Ms.Office. Patok saja pake format ODF untuk penyimpanan dokumen lokal. Keuntungannya:
- Sejauh ini blon ada virus di ODF
- Ukurannya 50% dari format Ms.Office
- Masa depannya bagus loh (kan dah ISO)
- Dukungan banyak aplikasi laen
Kasih 1-2 bulan agar mereka bisa menikmati Ms.Office dan OpenOffice.org dalam komputer masing-masing. Ada baeknya set default applikasi untuk file DOX/XLS/PPT menggunakan OpenOffice.org. Kecuali beberapa komputer yang emang jelas harus pake Ms.Office.
Juga jangan lupa juga sediakan ebook tentang OpenOffice.org di public folder (atau di web server local) yang bisa diakses oleh semua user. Atau buku-buku cetak sediakan untuk di pinjem user. Atau situs-situ tutorial openoffice yang mending dibuka aksesnya full untuk semua user.
Selama masa 1-2 itu, pihak MIS bisa menentukan, mana yang harus pake Ms.Office dan mana yang gak perlu Ms.Office (alias bisa OpenOffice.org). Tentunya untuk hal ini pihak MIS harus mumpuni menggunakan OpenOffice.org. Training dan ebook sangat penting disini. Jadi tau bener kesanggupan masing-masing software. Bukannya sistem quota yah :-D Kalo loe kasih quota, padahal bisa dihandle OpenOffice.org, walah...mending kasihkan yang bener-bener butuh.
Setelah lewat bulan ke 1-2, remove Ms.Office dan defaultkan OpenOffice.org di client. Biasanya disini akan banyak komplain. Karena biasanya user masih gunakan Ms.Office. Well...penguasaan MIS tentang OpenOffice.org akan sangat membantu nih.
3 komentar:
om, saya ngikutin tulisan om dari yg pertama. susah bener ya emang klo klien udah kecanduan mikrosop. dikit2 dibandingin dngn produk2 mkrosop,kaya orang sakau. :p
kapan2 klo saya dapet tugas yg sama, saya boleh ya om, nanya2 dikit tips2 nya untuk memigrasikan klien ke linux.
Silakan :-D
sama aja yah. Di sekolah yang baru saya migrasikan, user selalu compare dengan aplikasi lama mereka (under windows), tapi gak mau beli lisensi.
Step awal after migrasi memang harus prepare trainer deh.
Yah paling tidak dunia pendidikan kita tidak tergantung pada satu produk yang mahal.
Semoga sukses migrasinya.
Posting Komentar