22 Februari 2009

Migrasi data dari server Netware ke server Linux

Salah satu bagian yang butuh banyak waktu disini adalah mengganti Netware server 5.1 ke Ubuntu server (Linux). Kalau sebelumnya dengan Netware server, semua client menggunakan Windows. Sekarang sejak menggunakan Linux server, client ada 2 jenis OS (Windows dan Ubuntu Linux). Dalam artikel sebelumnya juga udah gue bahas gemana server Linux bisa menangani ke 2 jenis client dengan gunakan Samba+LDAP dan NFS+LDAP. Jadi disini gue akan jelasin cara yang kita untuk pindahin data dari Netware server ke Linux server.

Persiapan pemindahan data

Setiap departemen kita harus tahu list email addressnya. Ini penting karena semua tersambung LDAP. Patokannya pake email address saja. Jadi tentu semua username harus sama seperti email address. Ini berarti semua komputer punya mailbox? Betul skali.

Management nggak mau awalnya. Tapi gue jelasin, justru penting semua komputer ada mailbox. Karena udah ada networking masih juga pada pake USB flashdisk. Ini sangat beresiko. Karena USB flashdisk sumber virus saat ini. Dengan adanya mailbox, mereka bisa saling kirim dokumen ke user laen. Dan MIS nggak perlu ribet lagi. Karena adanya virus yang di bawa dari rumah. Tapi harus diinget satu hal, hampir semua mailbox itu hanya local saja. Alias tidak bisa kirim/terima di internet. Kecuali mailbox yang email tetep dibuka untuk kirim/terima dari internet.

Perbedaan account di Netware dan di Linux server jelas beda. Karena Netware tidak bisa menggunakan titik (dot). Jadi username di Netware jelas beda dengan email address yang kebanyakan disini menggunakan titik (dot). Oya, mereka sudah memiliki email address di Linux server. Jadi semua user punya 2 username:
  • username dari Netware untuk login ke Netware client
  • username dari mail server untuk download email
Karena tujuan kita menggunakan 1 username dan 1 password untuk semua service, maka patokan email address yang akan kita gunakan. Jadi di server LDAP, pembuatan account baru harus menggunakan email address yang udah ada. Dan MIS udah membuat semua account di LDAP. Samba/NFS juga udah tersambung ke LDAP server ini.

Sekarang untuk pemindahan 1 departemen, salah satu MIS akan cek planning migration untuk departemen itu. Akan cek skali lagi dari plan yang udah kita bikin sebelumnya.
  • Update database komputer (sapa tau ada perubahan)
  • List semua username dan email juga netware accountnya
  • Komputer mana yang bakal pake Windows (termasuk juga alasan kenapa tetep pake Windows) dan mana yang bakal pake Linux
  • Send email ke departemen itu (semua user dan manajernya) memberi tahukan esok hari after lunch akan ada proses pemindahan data ke server baru
Pemindahan data dari Netware ke Linux server

Pemindahan disini dalam arti di salin yah. Gue nggak mau data di Netware dihapus. Untuk jaga-jaga, data di Netware harus tetep ada. Walau nggak di akses oleh user lagi. Mungkin setelah 3 bulan nggak ada yg pake, bisa deh di shutdown untuk selamanya.

Dari hasil pengecekan ke departemen yang mau kita threat, salah satu MIS yang dapat jatah pegang Linux server akan melakukan cek beberapa hal di Netware server :
  • Cek semua usename
  • Cek folder masing-masing username
  • Cek folder departemen
  • Cek beberapa folder public milik departemen
Ini hanya untuk mastikan list itu udah bener adanya. Selanjutnya akan lanjut pengecekan di Linux server:
  • Cek semua usename
  • Cek folder masing-masing username
  • Cek folder departemen
  • Cek beberapa folder public milik departemen
  • Pembuatan share folder di smb.conf
  • Pembuatan login script
  • Penambahan printer departemen itu ke CUPS server
Proses selanjutnya adalah menyalin data menggunakan rsync. Karena MIS baru beberapa bulan kenal Linux, gue usahakan untuk mengurangi faktor kesalahan dengan menggunakan script. Tentunya setelah proses pengecekan diatas.

Novel Netware termounting ke directory /netware. Agar permanen, masukkan ke /etc/rc.local seperti ini:

/usr/bin/ncpmount -S tree -A servername.domain -U admin.domain -p cp874 -y utf8 -P password -V VOL_A /netware -o ro

Oya. Server Netware sini banyak menyimpan Thai character di namafile dan foldernya. Jadi konversi dari encoding TIS620 (-p cp874) ke UTF8 (-y utf8) sangat penting. Juga gue mounting gunakan adminnya Netware. Biar bisa akses semua files. Walau hanya ro (read only) saja. Demi keamanan agar datanya jangan sampai terhapus. Murni cuman untuk salin data saja.

Sedangkan script Bash untuk rsync yang udah gue sediakan. Yang butuh silakan salin dari public folder dropbox gue.

Setiap departemen punya banyak user, dengan satu departemen/divisi folder dan beberapa public folder. Dan ini tercover dalam script diatas. MIS cukup lengkapin bagian atas script, lalu jalankan di sore hari. Biasanya running bisa 3-6 jam. Lama boo. Karena emang datanya banyak. Jadi tengah malem udah tersalin semua data departemen itu.

Esok siangnya, after lunch MIS akan lakukan hal berikut:
  • Disable akses Netware dari departemen yang akan di threat
  • Jalankan script itu sekali lagi untuk dapatkan update data (yang mungkin berubah dipagi-siang hari). Dan kali ini cuman butuh waktu 5-10 menit saja.
  • Selanjutnya beberapa MIS akan menuju ke departemen itu dan mulai threat client
Joining client Windows ke server Linux

Client Windows bisa langsung join ke Samba server dan remove Netware client software. Semua mapping yang disediakan Samba server, sama seperti mapping di Netware client
software. Jadi Windows XP client akan nemukan semua mapping drive beserta datanya sebelumnya. No lost ...

Yang paling menyebalkan disini, proses ganti domain di XP. Adalah utility "Files and Settings Transfer Wizard" bawaan Windows XP bener-bener lelet. Bayangkan kalau email user sampe 20-30GB. Waktu backupnya akan berjam-jam. Dari pengalaman di minggu pertama, akhirnya ketemu cara yang lebih simple mindahin profiles Windows. Tapi tetep aja menyebalnya. Karena di Linux mindahin profiles sangat sangat sangattttt simple :-D

Dan juga dengan join client XP ke Samba, semua username kita usahakan tidak gunakan level Administartor lagi. Hampir semua user yang dulu bebas install apa aja, sekarang udah nggak berkutik lagi. Sayangnya, rata-rata software Windows nggak bisa ngikutin kebiasaan ini. Sehingga beberapa software nggak bisa jalan karena butuh level Adminstrator. Sialan banget deh. Dan sialnya software-software yang nggak ngikutin adat security ini, banyak banget. Sama seperti tradisi M$ yang nggak mau ikut standart. Seperti itulah :-D

Migrasi client dari Windows ke Linux

Migrasi client dari Windows ke Linux juga perdepartemen. Hampir
semua departemen sudah ada jatah lisensi XP+MS.Office. Sisa dari jatah
itu, yang udah kita planning untuk menggunakan Ubuntu Linux, langsung
di kerjakan. Simple aja:
  1. Masih dengan Windowsnya, migrate email ke Thunderbird for Windows
  2. Backup Thunderbird profile dan Document folder ke external harddisk
  3. Clone Ubuntu Linux dari server ke local harddisk (5-10 menit only)
  4. Login gunakan username milik user (via LDAP)
  5. Restore Thunderbird profiles dan Documents folder
  6. Lanjut beberapa setting tambahan
  7. Ready di kirim ke client
Itulah proses yang kita kerjakan sampe saat ini. Dan masih belon kelar juga. Karena emang sedang berjalan sampe detik ini. Tapi yakin deh. Kerja keras itu pasti ada hasil.


5 komentar:

Anonim mengatakan...

fiuuuhh....melelahkan pasti. trutama ngatasi yg client2 windoz.

Pengurus mengatakan...

Client Windows? Sangat deh. Sangat melelahkan !!!
Tapi nggak ada pilihan. Netware emang harus di musnahkan. Karena company ini nggak pernah beli license. Ada dpt license win2003 server (OEM dr pembelian hardware). Tapi untuk jadi server, OS win2003 server nggak cukup. Masih butuh byk dana utk bbrp software tambahan. Sayangnya itupun hasilnya kurang aman. Byk virus di dunia Windows (baek client dan server sama aja). Jadi pilihan hemat dan aman adalah LINUX :-D

Anonim mengatakan...

to bang lufti

saya tertarik lagi dengan tulisan anda tentang migrasi dari novell ke samba. dulunya and sampai sekarang saya masih pengguna novell tapi sekarang udah mulai merepotkan. gak bisa di install dengan hardware yang baru .. heheh.piginnya mau di ganti aja dengan yang bisa mengikuti perkembangan jaman :D dan saya sampaikan kembali saya masih belum melek dengan linux alias saya masih windows'er. pertayaan nya apakah klo kita pakai samba client kita bisa mendeteksi share foldernya. client di sini 100 % pakai windows. bukan tidak mau pindah linux . tapi win nya licen semua .. heheh. gimana cara mapping share folder nya di windows ?? apakah sama seperti drive mapping nya windows .. karena di network seting nya windows service nya cuma ada windows service dan gateway servive netware .. maaf klo panjang nanyanya

Pengurus mengatakan...

Linux beda banget sih ama OS laen yg gue kenal. Karena opensource, jadi linux bs jadi apa saja. Ini bener dan bukan boongan.

Contoh kasus: Linux server (pdhl linux client jg bs dipake sbg server loh :-D) ditambahin service samba, bisa gantikan Windows server (maksudnya Linux berpura2 jd Windows server). Itu artinya client Windows taunya itu Windows server. Tanpa ada perubahan behavior di Windows client pokoknya.

Jadi... kebiasaan Windows tetep aja nggak berubah (100%). Yang berubah adalah IT/MIS harus belajar cara bikin/pake Linux :-D Loe harus belajar Linuxnya, samba (settingnya), dll kebiasaan di Linux. Dan umumnya kalo server linux pake text.

Emang awalnya mengejutkan (seolah2 sulit). Ternyata stelah tau, true... Windows jauh lebih sulit dlm urusan server :-D

Nggak ada yg larang pake Windows. Tapi sptnya jaman dah berubah deh. Byk pilihan skrg. Mo bayar ada (bahkan dpt bonus virus lagi :-D). Mo gratis jg ada. Dan Linux byk supportnya. Baek di milist, web, forum, dll. Byk deh skrg company gede yg kasih support berbayar.

Sbenernya nggak cuman itu kemampuan Linux di dunia Windows. Tp sptnya loe lebih membutuhkan itu deh.

Goodluck

chris mengatakan...

beuh mantabs...nice info nie..
thanks yak...