Kali ini gue bahasa gemana cara paling mudah untuk sharing folder atau sharing printer client Linux untuk client Windows. Sorry, ini bacaan untuk MIS/IT di perusahaan. Bukan untuk user biasa yah. Karena memang ini cocok diterapkan di jaringan komputer dalam perusahaan. Terutama yang ada client Linux atau client Windowsnya.
Semua client Linux (Ubuntu) disini menggunakan NFS+LDAP. Sedangkan client Windows menggunakan Samba+LDAP. Keduanya sudah tersambung ke LDAP dengan baek. Sekarang gemana sharing printer dan folder di client Linux untuk client Windows? Itu akan gue bahas disini.
Sharing printer
Semua client Linux sharing printernya menggunakan CUPS. Sama sekali nggak pake Samba. Ngapain sharing printer pake Samba? CUPS jauh lebih mudah dari teknologi Windows. Check link ini yah untuk tahu detailnya.
Sharing folder
Hal laen yaitu sharing folder client Linux agar bisa diakses client Windows. Gue pernah singgung artikel beberapa bulan yang lalu tentang nautilus-share di link ini yah. Nah ini yang gue pake. Sorry, gue nggak mau ribet ajarin setting Samba secara lengkap panjang lebar ke MIS. Karena mereka masih baru. Dan terus terang itu nggak simple kan? Jadi solusi dengan nautilus-share akan simple untuk mereka.
Walau hampir semua user menyimpan data di server, solusi seperti harus gue sediakan. Karena dengan user sekitar 400 orang, pasti nggak semuanya ngikutin aturan. Dan itu ternyata ada. Tapi sudah kita tegasin, resiko hilang data di client, kita nggak bisa restore. Kalau data di server hilang, kita bisa restore dari backupnya.
Nautilus-Share
Karena setiap client Ubuntu Linux menggunakan NFS+LDAP, ini contoh saja. Home folder gue sendiri. Fokuskan di permission dan ownershipnya.
root@lutfi:~# ls -l /home/lutfi/
total 1740
-rw-rw-r-- 1 lutfi Domain Users 8781 2008-11-28 07:39 todo.txt
-rw-rw-r-- 1 lutfi Domain Users 3229 2008-10-29 13:27 avahi.txt
drwxrwxrwx 3 lutfi Domain Users 4096 2009-03-11 16:31 Desktop
drwxrwxr-x 24 lutfi Domain Users 4096 2009-03-09 09:59 Documents
drwxrwxr-x 18 lutfi Domain Users 4096 2009-02-23 08:09 Downloads
Jelas dari hasil di atas, group ownership adalah "Domain Users". Ini karena gue buat LDAP server pake smbldap-tools. Yang hasilnya LDAP server bisa digunakan untuk otentikasi terpusat. Dipake untuk Samba dan semua client Ubuntu. Semua client Ubuntu akan masuk dalam group "Domain Users".
Dan masing-masing home folder, ini listnya:
root@lutfi:~# ls -l /home/
total 16
drwxr-xr-x 120 lutfi Domain Users 12288 2009-03-11 16:17 lutfi
drwxr-xr-x 32 sysadmin sysadmin 4096 2009-02-23 09:19 sysadmin
User "sysadmin" itu di create waktu install Ubuntu. Levelnya root (administrator) tentunya. Jadi bisa gunakan sudo dengan user ini. Sedangkan user "lutfi" hanya sebagai user saja. Tidak bisa gunakan sudo. Jadi tidak bisa melakukan fungsi-fungsi root.
Jadi jelas disini, untuk melakukan perubahan sistem, harus gunakan user "sysadmin". Termasuk untuk melakukan share dengan nautilus-share, gunakan login "sysadmin". Karena login user masing-masing tidak akan diijinkan.
Untuk install nautilus-share, lakukan ini:
sudo apt-get install nautilus-share samba libpam-smbpass
Setting nautilus-share sebenernya nggak beda sama Samba. Cuman udah dibuat sesimple mungkin. Ini contoh settingnya default dari Ubuntu Linux 8.04 LTS:
root@lutfi:~# cat /usr/share/doc/nautilus-share/examples/smb.conf
[global]
workgroup = HOME
security = share
usershare path = /var/lib/samba/usershare
usershare max shares = 100
usershare allow guests = yes
usershare owner only = yes
wins support = no
Dengan memperhatikan permission dan ownership tadi, sekarang kita akan rubah setting defaultnya seperti ini dan simpen ke /etc/samba/smb.conf.
root@lutfi:~# cat /etc/samba/smb.conf
[global]
workgroup = DOMAINKU
security = share
usershare path = /var/lib/samba/usershares
usershare max shares = 100
usershare allow guests = yes
usershare owner only = yes
wins support = no
force group = "Domain Users"
force create mode = 0664
force directory mode = 0775
Oya, ada sedikit bug di sini. Pada bagian "usershare path" defaultnya adalah "/var/lib/samba/usershare". Ganti menjadi "/var/lib/samba/usershares" (hanya menambah satu hurus S saja).
OK. Restart aja service Samba. Dan ready untuk digunakan. Ingat, harus login dengan "sysadmin" dan silakan share folder. GUI untuk sharenya sesimple Windows. Klik kanan foldernya, lalu klik "Sharing options".
Umask penting juga
Client Linux sangat berkaitan dengan umask dalam melakukan penulisan/perubahan baek file dan directory di system. Secara default umask=022. Dan nilai itu akan menjadi masalah kalau menginginkan sharing folder dengan user laen. Baik user Linux laen (dengan NFS) ataupun dengan user Windows. Gue nggak mau jelasin panjang lebar hal ini, tapi ada baeknya dirubah menjadi umask=0002. Silakan rubah di file /etc/profile tentunya root/admistration yang bisa merubah ini.
Spread to all client
Ubah umasknya, copy /etc/samba/smb.conf filenya, install paketnya. Ready deh. Semua client bisa sharing dengan mudah. Tentunya, hanya untuk MIS/IT deh.
Goodluck pren
Semua client Linux (Ubuntu) disini menggunakan NFS+LDAP. Sedangkan client Windows menggunakan Samba+LDAP. Keduanya sudah tersambung ke LDAP dengan baek. Sekarang gemana sharing printer dan folder di client Linux untuk client Windows? Itu akan gue bahas disini.
Sharing printer
Semua client Linux sharing printernya menggunakan CUPS. Sama sekali nggak pake Samba. Ngapain sharing printer pake Samba? CUPS jauh lebih mudah dari teknologi Windows. Check link ini yah untuk tahu detailnya.
Sharing folder
Hal laen yaitu sharing folder client Linux agar bisa diakses client Windows. Gue pernah singgung artikel beberapa bulan yang lalu tentang nautilus-share di link ini yah. Nah ini yang gue pake. Sorry, gue nggak mau ribet ajarin setting Samba secara lengkap panjang lebar ke MIS. Karena mereka masih baru. Dan terus terang itu nggak simple kan? Jadi solusi dengan nautilus-share akan simple untuk mereka.
Walau hampir semua user menyimpan data di server, solusi seperti harus gue sediakan. Karena dengan user sekitar 400 orang, pasti nggak semuanya ngikutin aturan. Dan itu ternyata ada. Tapi sudah kita tegasin, resiko hilang data di client, kita nggak bisa restore. Kalau data di server hilang, kita bisa restore dari backupnya.
Nautilus-Share
Karena setiap client Ubuntu Linux menggunakan NFS+LDAP, ini contoh saja. Home folder gue sendiri. Fokuskan di permission dan ownershipnya.
root@lutfi:~# ls -l /home/lutfi/
total 1740
-rw-rw-r-- 1 lutfi Domain Users 8781 2008-11-28 07:39 todo.txt
-rw-rw-r-- 1 lutfi Domain Users 3229 2008-10-29 13:27 avahi.txt
drwxrwxrwx 3 lutfi Domain Users 4096 2009-03-11 16:31 Desktop
drwxrwxr-x 24 lutfi Domain Users 4096 2009-03-09 09:59 Documents
drwxrwxr-x 18 lutfi Domain Users 4096 2009-02-23 08:09 Downloads
Jelas dari hasil di atas, group ownership adalah "Domain Users". Ini karena gue buat LDAP server pake smbldap-tools. Yang hasilnya LDAP server bisa digunakan untuk otentikasi terpusat. Dipake untuk Samba dan semua client Ubuntu. Semua client Ubuntu akan masuk dalam group "Domain Users".
Dan masing-masing home folder, ini listnya:
root@lutfi:~# ls -l /home/
total 16
drwxr-xr-x 120 lutfi Domain Users 12288 2009-03-11 16:17 lutfi
drwxr-xr-x 32 sysadmin sysadmin 4096 2009-02-23 09:19 sysadmin
User "sysadmin" itu di create waktu install Ubuntu. Levelnya root (administrator) tentunya. Jadi bisa gunakan sudo dengan user ini. Sedangkan user "lutfi" hanya sebagai user saja. Tidak bisa gunakan sudo. Jadi tidak bisa melakukan fungsi-fungsi root.
Jadi jelas disini, untuk melakukan perubahan sistem, harus gunakan user "sysadmin". Termasuk untuk melakukan share dengan nautilus-share, gunakan login "sysadmin". Karena login user masing-masing tidak akan diijinkan.
Untuk install nautilus-share, lakukan ini:
sudo apt-get install nautilus-share samba libpam-smbpass
Setting nautilus-share sebenernya nggak beda sama Samba. Cuman udah dibuat sesimple mungkin. Ini contoh settingnya default dari Ubuntu Linux 8.04 LTS:
root@lutfi:~# cat /usr/share/doc/nautilus-share/examples/smb.conf
[global]
workgroup = HOME
security = share
usershare path = /var/lib/samba/usershare
usershare max shares = 100
usershare allow guests = yes
usershare owner only = yes
wins support = no
Dengan memperhatikan permission dan ownership tadi, sekarang kita akan rubah setting defaultnya seperti ini dan simpen ke /etc/samba/smb.conf.
root@lutfi:~# cat /etc/samba/smb.conf
[global]
workgroup = DOMAINKU
security = share
usershare path = /var/lib/samba/usershares
usershare max shares = 100
usershare allow guests = yes
usershare owner only = yes
wins support = no
force group = "Domain Users"
force create mode = 0664
force directory mode = 0775
Oya, ada sedikit bug di sini. Pada bagian "usershare path" defaultnya adalah "/var/lib/samba/usershare". Ganti menjadi "/var/lib/samba/usershares" (hanya menambah satu hurus S saja).
OK. Restart aja service Samba. Dan ready untuk digunakan. Ingat, harus login dengan "sysadmin" dan silakan share folder. GUI untuk sharenya sesimple Windows. Klik kanan foldernya, lalu klik "Sharing options".
Umask penting juga
Client Linux sangat berkaitan dengan umask dalam melakukan penulisan/perubahan baek file dan directory di system. Secara default umask=022. Dan nilai itu akan menjadi masalah kalau menginginkan sharing folder dengan user laen. Baik user Linux laen (dengan NFS) ataupun dengan user Windows. Gue nggak mau jelasin panjang lebar hal ini, tapi ada baeknya dirubah menjadi umask=0002. Silakan rubah di file /etc/profile tentunya root/admistration yang bisa merubah ini.
Spread to all client
Ubah umasknya, copy /etc/samba/smb.conf filenya, install paketnya. Ready deh. Semua client bisa sharing dengan mudah. Tentunya, hanya untuk MIS/IT deh.
Goodluck pren
Tidak ada komentar:
Posting Komentar